Wamena, 10 September 2025 — Di tengah sorotan publik pasca kerusuhan di Kantor Bupati Jayawijaya, Bupati Athenius Murib tampil di hadapan masyarakat dengan sikap terbuka dan penuh tanggung jawab. Ia menyampaikan permohonan maaf atas ketidakhadirannya saat insiden terjadi, dan menegaskan komitmen pemerintah daerah untuk membangun Jayawijaya secara tulus, profesional, dan berintegritas.
Murib menjelaskan bahwa saat kerusuhan berlangsung, ia sedang menjalankan tugas luar daerah. Aspirasi masyarakat diterima oleh Wakil Bupati dan Sekretaris Daerah, namun sayangnya aksi tersebut berujung pada perusakan honai dan kendaraan dinas Wakil Bupati.
“Kami menyampaikan terima kasih atas dukungan masyarakat dari 40 distrik. Aspirasi telah diterima langsung oleh Ketua Fraksi DPR, Bapak Wenda, dan akan dibahas lebih lanjut,” ujar Murib.
Dalam pidatonya, Murib menegaskan bahwa pemerintah daerah memiliki mandat sah dari masyarakat di 328 kampung untuk menjalankan roda pemerintahan selama lima tahun. Ia meminta semua pihak untuk menghormati proses pembangunan dan tidak mengganggu jalannya pemerintahan.
“Kami sudah bekerja luar biasa dalam 100 hari. Jika gagal, silakan demo. Tapi jika berhasil, akui dengan gentle bahwa kami bekerja,” tegasnya, menyentuh hati banyak warga yang hadir.
Bupati Murib juga secara terbuka meminta Kapolda Papua, Patrige Renwarin, untuk mencopot Kasat Reskrim dan Kasat Intel Polres Jayawijaya yang dinilai tidak netral dan diduga terpengaruh oleh “pesan sponsor.”
“Jika tidak dicopot, saya akan lapor ke Kapolri dan Presiden. Kami ingin membangun, bukan merusak,” ucapnya lantang.
Ia mengingatkan bahwa aparat kepolisian harus bekerja dengan hati, jujur, dan mendukung pemerintahan yang sah, bukan membela kepentingan tertentu.
Dalam kesempatan itu, Murib juga memaparkan berbagai langkah pembenahan yang telah dilakukan pemerintah daerah, mulai dari penanganan anak jalanan, peningkatan kebersihan kota, hingga revitalisasi sumber daya manusia.
“Anak-anak yang dulu dibiarkan, kini kami bina. Guru-guru yang tidak hadir, kami evaluasi. SDM yang mati, kami hidupkan kembali,” tutup Murib, menandai semangat baru bagi Jayawijaya.
Aksi dan pernyataan ini menjadi titik balik penting dalam dinamika politik dan sosial Jayawijaya. Di tengah tantangan, suara pemimpin dan rakyat mulai menyatu dalam satu tujuan: membangun masa depan yang lebih baik.