JAYAPURA-Inayah Afifa Anjeni Koroh, mahasiswa Universitas Yapis Papua, terpilih mewakili Provinsi Papua dalam kegiatan Sekolah Duta Maritim Indonesia 2025 yang diselenggarakan pada tanggal 11–17 Agustus 2025 di Jakarta. Kegiatan ini merupakan ajang nasional yang mempertemukan pemuda-pemudi dari seluruh Indonesia untuk memperkuat peran generasi muda dalam membangun sektor kemaritiman. Inayah berhasil lolos setelah melewati penantian panjang dan proses seleksi ketat yang mencakup seleksi administrasi, wawancara, penilaian terhadap kinerja sosial, kinerja kelompok, dan aspek lainnya yang dinilai oleh panitia nasional.
Sekolah Duta Maritim Indonesia adalah program pendidikan non-formal yang digagas oleh ASPEKSINDO (Asosiasi Pemerintah Daerah Kepulauan dan Pesisir Seluruh Indonesia), yang dirancang untuk mencetak kader-kader muda maritim Indonesia. Selama satu minggu, para peserta mengikuti pelatihan intensif, forum diskusi, kunjungan lapangan, hingga simulasi diplomasi maritim. Mereka juga diberi ruang untuk menyampaikan gagasan, kritik, dan solusi atas berbagai isu kelautan dan pesisir, khususnya dari perspektif daerah masing-masing.
Dalam kegiatan tersebut, Inayah turut menyuarakan berbagai isu dan potensi maritim yang ada di Papua, seperti kekayaan laut, budaya pesisir, serta peran masyarakat lokal dalam menjaga ekosistem laut. Melalui forum-forum diskusi dan pelatihan, para peserta dibekali pemahaman strategis tentang ekonomi biru, diplomasi maritim, serta pentingnya peran media sosial sebagai alat kampanye positif.
“Saya jadi semakin sadar bahwa personal branding dan media sosial punya peran besar. Sekecil apapun aksi yang kita bagikan bisa berdampak, terutama dalam menyuarakan isu-isu maritim yang belum banyak diangkat,” ujar Inayah.
Meski tak jarang terlihat di media sosial sebelumnya, Inayah aktif di berbagai kegiatan sosial yang berdampak langsung ke masyarakat. Selain mengangkat isu-isu maritim, ia juga terlibat dalam isu penting lainnya seperti kesehatan, misalnya edukasi tentang vaksin HPV di lingkungan sekolah.
“Di Sekolah Duta Maritim Indonesia ini, kami tidak hanya diberi ruang untuk menyuarakan isu-isu maritim dari daerah kami masing-masing, tapi juga diajarkan bahwa sebagai anak muda, kita tidak perlu malu atau takut menyuarakan sesuatu yang positif di media sosial. Bahkan memposting kegiatan baik sekalipun kadang masih dianggap pamer, padahal itu bisa jadi inspirasi untuk orang lain,” tutur Inayah.
Pengalaman ini membuka matanya bahwa personal branding di media sosial adalah bagian penting dari peran generasi muda hari ini. Hal inilah yang mendorongnya untuk lebih berani tampil dan tidak lagi merasa malu membagikan kegiatan-kegiatan positif yang selama ini ia lakukan — karena dari hal kecil sekalipun, bisa lahir dampak besar.
Dengan semangat kolaborasi dan kesadaran akan potensi wilayah pesisir, Inayah ingin terus mendorong agar cerita-cerita dari timur Indonesia mendapat panggung yang lebih luas. Bukan hanya sebagai penonton, tetapi sebagai pelaku perubahan yang membentuk masa depan maritim bangsa.
Penulis : Gin
Editor : Tim Redaksi