Wamena — Departemen Pemuda Baptis West Papua sukses menyelenggarakan seminar sehari yang membahas lima pilar utama pembangunan: pendidikan, kesehatan, ekonomi, pengembangan spiritualitas, serta situasi hak asasi manusia (HAM) di Papua, khususnya di kalangan warga Baptis.
Kegiatan ini berlangsung pada Kamis hingga Minggu, 7–10 Agustus 2025, dan dipusatkan di Wilayah Karu. Seminar dimulai pukul 08.00 hingga 17.00 WIT dan diikuti oleh peserta dari tujuh wilayah pemuda, yakni Karu, Danime, Yuga, Dimba, Poga, Yulumbur, dan Yigipalu. Peserta terdiri dari berbagai unsur jemaat: Sekolah Minggu, Pemuda, Kaum Bapak, dan Kaum Ibu.
Para narasumber berasal dari pengurus Departemen Pemuda yang juga aktif sebagai pengajar, tenaga medis, dan jurnalis. Antusiasme peserta sangat tinggi, mencerminkan semangat pemuda Baptis untuk menggali potensi dan mencari solusi atas berbagai tantangan di wilayah masing-masing.
Seminar ditutup dengan ibadah raya dan pengukuhan pengurus Koordinator Dakayupo, yang merupakan pengembangan dari Koordinator Dakayu (wilayah Danime, Karu, Yuga, dan Poga). Pembentukan koordinasi baru ini bertujuan mempermudah akses pelayanan dan memperkuat sinergi antarwilayah.
Pesan Ketua Departemen Pemuda
Ketua Departemen Pemuda Baptis West Papua, Akia Wenda, dalam sambutannya saat penutupan pada Minggu (10/8/2025), menegaskan pentingnya implementasi materi seminar dalam kehidupan nyata.
“Setiap materi yang disampaikan telah diterima dan dibawa pulang untuk didiskusikan di rumah. Kita bicara potensi ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan iman pemuda di wilayah masing-masing. Ayo bergerak! Kita sudah tahu masalah kita, kita sudah diskusikan solusinya,” tegas Akia.
Ia juga menyoroti trauma masyarakat terhadap keberadaan pos militer di wilayah Lanny Jaya.
“Di daerah ini tidak boleh ada pembangunan atau penempatan Pos TNI. Masyarakat sudah lama trauma dengan praktik yang dilakukan TNI, terutama di wilayah-wilayah konflik,” ujarnya.
Akia turut mengapresiasi dukungan dari Puskesmas Gamelia dan Dinas Kesehatan Lanny Jaya yang melakukan pemeriksaan kesehatan selama kegiatan berlangsung. Namun, ia menyampaikan hasil pemeriksaan menunjukkan seluruh peserta dinyatakan positif HIV.
Semangat kemandirian menjadi sorotan utama dalam seminar ini. Pemuda Baptis didorong untuk mengelola tanah, hutan, ternak, dan kekayaan alam sebagai sumber kehidupan.
“Setiap kegiatan tidak lagi mengharapkan orang lain, apalagi pemerintah. Jangan ada mental pengemis. Kami punya Tuhan, punya tanah, punya segalanya. Seminar ini sukses berkat hasil bumi dan ternak yang dikelola pemuda,” kata Akia.
Ia menambahkan, “Jika dibantu orang lain, puji Tuhan. Jika tidak dibantu, juga puji Tuhan. Tapi kegiatan tetap jalan dengan cara dan metode yang sudah disampaikan.”
Ketua Koordinator Dakayupo, Kamius Wakur, menyampaikan rasa syukur atas terselenggaranya kegiatan ini.
“Semua ini hanya karena kemurahan Tuhan. Tidak kami bayangkan bisa terjadi seperti ini. Terima kasih atas hati mulia dari berbagai pihak: para kader intelektual, pemuda, orang tua, dan pengurus departemen yang setia bersama kami dalam doa, daya, dan dana,” ungkap Kamius.
Ia menutup dengan komitmen pelayanan yang kuat.
“Kita diberikan mandat untuk bekerja dan melayani. Ibadah-ibadah akan terus ditingkatkan di setiap tingkat, hingga kita mati di tempat pelayanan ini.”
Penulis : Gin
Editor : Tim Redaksi