WAMENA, 15 Maret 2025 – Pembukaan Festival Ramadhan di Provinsi Papua Pegunungan berlangsung meriah dan penuh kejutan. Salah satu momen paling menarik perhatian adalah dominasi emak-emak dalam Lomba Lagu Qosidah. Dengan antusiasme yang luar biasa, mereka menciptakan suasana kompetisi yang hangat dan penuh semangat, membuat kegiatan yang dilaksanakan di Masjid Agung Baiturahman Wamena ini menjadi pembuka yang tak terlupakan untuk rangkaian acara Festival Ramadhan 2025.
Para emak-emak dari berbagai Masjid di Wamena tampil menawan dengan busana khas mereka, mencerminkan kreativitas dan semangat dalam melantunkan lagu-lagu qosidah Islami. Penampilan mereka tidak hanya menghibur, tetapi juga menghadirkan nuansa spiritual yang syahdu, membuat setiap hadirin terkesan dengan kemerduan dan penghayatan mereka.
Menurut Ketua Juri Qosidah, Ustadz Nurul Yaqin, dan panitia penyelenggara, emak-emak berbondong-bondong mendaftar untuk mengikuti lomba ini. “Lebih dari 100 orang mendaftar ke panitia untuk berpartisipasi dalam Lomba Lagu Qosidah. Antusiasme yang tinggi ini sangat menggembirakan dan menunjukkan semangat masyarakat dalam melestarikan seni Islami,” ungkapnya.
Festival Ramadhan ini diselenggarakan dengan dukungan penuh dari Pemerintah Provinsi Papua Pegunungan, serta kolaborasi harmonis berbagai pihak seperti Gerakan Ekonomi Kreatif Papua Pegunungan (Gekrafs), Dewan Kesenian Daerah, Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS), dan Universitas Amal Ilmiah Yapis (UNAIM). Ketua DWP Gekrafs, Yoyo Iwik Sriyoto, S.Sos., M.Sos., menyampaikan bahwa lomba qosidah ini bukan hanya untuk hiburan, tetapi juga untuk mengapresiasi budaya Islami sekaligus memperkuat nilai-nilai spiritual dalam masyarakat selama bulan Ramadhan.
“Melihat antusiasme emak-emak yang luar biasa dalam Lomba Lagu Qosidah ini benar-benar menginspirasi. Ini menunjukkan betapa besar semangat masyarakat Wamena dalam merayakan bulan Ramadhan dengan makna dan keberagaman seni Islami,” ujar Yoyo.
Selain lomba qosidah, Festival Ramadhan 2025 juga mengusung beragam kegiatan menarik lainnya seperti bazar kuliner, pentas seni, talkshow, dan berbagai perlombaan untuk menyemarakkan bulan suci. Masjid Agung Baiturahman menjadi pusat kegiatan yang tak hanya sebagai lokasi kompetisi, tetapi juga tempat berkumpulnya masyarakat untuk mempererat tali silaturahmi.
Kehadiran emak-emak di lomba qosidah menjadi simbol dedikasi mereka terhadap pelestarian tradisi budaya Islam, serta inspirasi bagi generasi muda. Dengan semangat persatuan dan kebersamaan, Festival Ramadhan ini diharapkan dapat terus menjadi wadah untuk mempererat hubungan antarumat dan mendukung budaya lokal yang sarat makna.
Penulis : Kaleb
Editor : A. Buendi
Sumber Berita: Pemprov Papua Pegunungan