Tolikara, Papua Pegunungan — Pemerintah Kabupaten Tolikara menetapkan Festival Suku Lani sebagai agenda tahunan yang akan dipusatkan di Karubaga, ibu Kota Kabupaten Tolikara dimulai tahun 2026. Festival ini akan digelar setiap tahun bertepatan dengan Tanggal Injil Masuk di wilayah Tolikara, yang memiliki nilai historis penting bagi masyarakat setempat.
Tidak hanya menjadi perayaan budaya, Tanggal Injil Masuk ini juga akan dideklarasikan sebagai hari libur nasional umat Gereja Injili di Indonesia (GIDI). Penetapan tersebut merupakan bagian dari visi dan misi pembangunan daerah periode 2025–2030 yang dicanangkan kepala daerah.
Festival ini akan diikuti oleh perwakilan dari berbagai wilayah Suku Lani, yaitu Kabupaten Tolikara (tuan rumah), Kabupaten Lanny Jaya, Kabupaten Mamberamo Tengah, Kabupaten Puncak Jaya, Kabupaten Puncak, dan Kabupaten Nduga.
Menurut Imanuel Gurik, Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan Setda Tolikara sekaligus pemerhati pembangunan Papua Pegunungan , kebijakan ini menjadi wujud nyata komitmen pemerintah daerah dalam melestarikan budaya, memperkuat identitas Suku Lani, dan mengangkat pariwisata Tolikara ke tingkat nasional.
“Festival ini bukan sekadar acara budaya, tetapi juga momentum sejarah yang mengingatkan kita akan masuknya Injil ke Tanah Papua, khususnya bagi masyarakat Suku Lani di Tolikara,” ujar Gurik.
Pemerintah daerah berharap, festival ini akan menjadi daya tarik wisata baru yang mendorong pertumbuhan ekonomi lokal, mempererat hubungan antarkabupaten, sekaligus mempromosikan Papua sebagai daerah yang sehat, cerdas, dan produktif.
Agenda Utama Festival Suku Lani/serimoni :
1. Upacara Pembukaan dan Deklarasi Tanggal Injil Masuk
– Pengibaran bendera festival
– Pembacaan sejarah masuknya Injil di Tolikara
– Penetapan Tanggal Injil Masuk sebagai hari libur umat GIDI se-Indonesia
2. Parade Budaya Suku Lani
– Penampilan busana adat dari enam kabupaten peserta
– Pawai alat musik tradisional dan tarian penyambutan
3. Lomba dan Atraksi Tradisional
– Lomba panahan tradisional
– Pertunjukan bakar batu massal
– Atraksi seni ukir dan anyaman khas Lani
4. Pentas Musik dan Tari Daerah
– Kolaborasi grup musik lokal dan gereja
– Tarian perang dan tarian persahabatan
5. Pameran Ekonomi Kreatif dan UMKM
– Produk kerajinan tangan khas Suku Lani
– Kuliner tradisional Papua
– Stand promosi pariwisata dari setiap kabupaten peserta
6. Upacara Penutupan dan Doa Bersama
– Penyerahan penghargaan kepada peserta terbaik
– Doa syukur lintas wilayah GIDI.
Penulis : Gin
Editor : Tim Redaksi