Wamena, Jayawijaya — Pasca kerusuhan yang mengguncang Distrik Elelim, Kabupaten Yalimo, ratusan warga kembali mengungsi ke Kota Wamena. Rabu sore (17/9/2025), sebanyak 178 orang tercatat tiba di Mapolres Jayawijaya dalam gelombang kedua pengungsian. Jumlah sebenarnya diperkirakan lebih dari 200 orang, karena sebagian langsung bergabung dengan keluarga mereka di Wamena.
Kedatangan para pengungsi dikawal ketat oleh aparat kepolisian sejak dari Polsek Wamena Kota hingga ke Mapolres Jayawijaya. Mereka disambut hangat oleh Kapolres Jayawijaya AKBP Anak Agung Made Satriya Bimantara dan Wakapolres Kompol I Wayan Laba, yang langsung memimpin proses pendataan dan penampungan.
“Kami berupaya memfasilitasi penampungan sementara. Jika tidak ada keluarga atau paguyuban, kami siapkan tempat di masjid Polres,” ujar Kompol Wayan.
Selain tempat tinggal sementara, layanan medis juga disediakan oleh Polres Jayawijaya bekerja sama dengan klinik TNI. Dua korban luka dari insiden di Yalimo telah dirujuk ke Jayapura, salah satunya melalui evakuasi udara langsung dari lokasi kejadian.
Di tengah suasana haru, Ketua Ikatan Keluarga Toraja (IKT) Jayawijaya, Yohanes Tuku, menyampaikan rasa syukur atas keselamatan warga yang berhasil tiba di Wamena. Ia menyebut bahwa sekitar 85% warga IKT memiliki keluarga di kota tersebut, sehingga proses penampungan berjalan lebih lancar.
“Kami berterima kasih kepada Tuhan dan para sopir yang telah mengantar warga dengan selamat. Hampir semua langsung ke keluarganya masing-masing,” ungkap Yohanes.
Namun, Yohanes juga mengonfirmasi bahwa sebagian rumah warga Toraja di Yalimo mengalami kerusakan parah, termasuk toko, gereja, dan kios yang hangus terbakar. Ia berharap ke depan akan ada edukasi kepada generasi muda untuk menjaga etika komunikasi dan memperkuat hubungan dengan masyarakat asli Papua.
“Kita semua adalah saudara. Mari kita saling berbagi, saling menjaga, dan saling menguatkan,” tutupnya penuh harap.
Hingga berita ini diturunkan, situasi di Wamena terpantau aman dan kondusif. Aparat tetap siaga, sementara masyarakat menunjukkan solidaritas yang menghangatkan hati—membuktikan bahwa di tengah krisis, kemanusiaan tetap menjadi kekuatan utama.
Penulis : Gin
Editor : Tim Redaksi