JAYAPURA – Kasus dugaan pencemaran nama baik oleh Calon Gubernur Papua, Benhur Tomi Mano (BTM), terhadap Willem Sroyer dalam kampanye di Perumahan Organda Padangbulan, Hedam, Heram, Kota Jayapura, terus berlanjut. Hingga kini, BTM belum meminta maaf secara langsung kepada Willem Sroyer.
Willem Sroyer menyatakan bahwa BTM belum pernah datang ke rumahnya untuk meminta maaf. Pertemuan BTM dengan Mananwir Keret Sroyer, Samuel Sroyer, di Sorido, Kabupaten Biak, pada 16 Agustus 2024, dinilai tidak sah oleh Willem karena melanggar tatanan adat.
Willem Sroyer menegaskan bahwa pertemuan di Sorido tidak melibatkan dirinya sendiri dan tidak sesuai dengan adat. Ia juga menyayangkan langkah Mananwir Samuel Sroyer yang sebelumnya menolak permintaan maaf BTM, namun kemudian menemukan BTM secara diam-diam.
Willem Sroyer meminta Kapolda Papua untuk merespon cepat laporannya terhadap BTM yang telah dilaporkan ke Polda Papua. Ia juga meminta Manpun Apolos Sroyer untuk mencopot Samuel Sroyer dari jabatannya sebagai Mananwir Keret Sroyer karena dianggap melanggar tatanan adat.
Sementara itu Sekretaris Dewan Adat Biak Wilayah Tanah Tabi, Winan Yeninar, juga menyayangkan pertemuan Samuel Sroyer dengan BTM di Sorido, Biak, yang dinilai melanggar etika dan tatanan adat.
Penulis : Gin
Editor : Buendi
Sumber Berita : Diskominfo Puncak Jaya