Wamena, 13 Mei 2025 – Dalam upaya membangun birokrasi yang sehat dan harmonis, pembinaan terhadap Aparatur Sipil Negara (ASN) menjadi elemen penting yang tidak bisa diabaikan.
Menurut Wakil Gubernur Papua Pegunungan, Dr. Ones Pahabol, seorang pemimpin, khususnya kepala daerah dan jajarannya, bukan sekadar atasan administratif, tetapi juga mentor, pembimbing, dan teladan bagi staf serta pejabat di bawahnya.
Wagub Ones Pahabol menekankan bahwa pembinaan ASN bukan hanya soal pendidikan, usia, atau pengalaman teknis semata, tetapi juga bagaimana membentuk karakter yang mampu memberikan motivasi, nasihat, serta arah yang jelas dalam menjalankan tugas pemerintahan.
“Pemimpin itu ibarat resep masakan yang baik—harus mampu memadukan antara loyalitas dan dedikasi. Loyal kepada atasan, dan berdedikasi kepada bawahan. Dua hal ini seperti pasangan suami istri yang harus saling menguatkan,” ujar Ones Pahabol.
Selain itu, ia juga menekankan pentingnya regenerasi dalam pemerintahan. ASN muda yang saat ini tengah menapaki karier harus diberi kesempatan untuk berkembang, termasuk memperoleh tanggung jawab lapangan dan pengalaman strategis, sehingga mampu menjadi pemimpin di masa depan.
“Suatu hari, merekalah yang akan duduk di kursi kepemimpinan yang hari ini diduduki oleh seniornya,” tambahnya.
Namun, ia juga mengingatkan akan tantangan dalam birokrasi, terutama dalam hal transparansi dan integritas. Ia menyoroti bagaimana terkadang, setelah seorang pejabat diganti atau dirotasi, baru terlihat apakah kepemimpinannya selama ini terbuka dan profesional atau justru tertutup dan tidak transparan.
Hal-hal seperti tidak dibagikannya informasi penting, termasuk Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) kepada staf, dianggap sebagai hambatan besar dalam profesionalisme kerja.
Wagub Ones Pahabol berpesan agar pejabat yang baru diangkat mensyukuri jabatan sebagai anugerah Tuhan dan menjalankannya dengan tanggung jawab, integritas, serta semangat pelayanan.
Ia mengingatkan bahwa pemimpin harus tegas, tetapi tetap manusiawi. Tegas bukan berarti keras tanpa batas, karena seorang pemimpin adalah cermin bagi bawahannya serta tangan kanan bagi pemimpin yang lebih tinggi.
“Jika bawahan keliru, maka itu mencoreng tubuh organisasi secara keseluruhan. Dengan membina, memotivasi, dan menumbuhkan harmoni dalam struktur birokrasi, maka pemerintahan bukan hanya berjalan, tetapi juga tumbuh dengan arah yang benar,” tutup Ones Pahabol.
kepemimpinan yang inklusif dan transparan, diharapkan birokrasi Papua Pegunungan semakin kuat, profesional, dan berorientasi pada pelayanan publik yang lebih baik.
Penulis : Kaleb
Editor : A. Buendi
Sumber Berita: Pemprov Papua Pegunungan