Jayapura, 14 September 2025 — Menyambut kunjungan Wakil Presiden Republik Indonesia di Jayapura, LSM Lumbung Informasi Rakyat (Lira) Papua menyuarakan kritik tajam terhadap mekanisme penyaluran program Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas oleh pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Menurut Lira Papua, niat baik pemerintah dalam menghadirkan gizi layak bagi anak-anak sekolah justru terhambat oleh buruknya eksekusi di lapangan. “Kami menerima banyak keluhan dari pengurus sekolah. Makanan yang disalurkan kadang busuk, tidak dimasak dengan baik, dan porsinya pun minim. Ini bukan sekadar soal logistik, tapi soal masa depan anak-anak kita,” tegas Yohanes Wanane, Sekretaris Wilayah Lira Papua.
Anggaran Fantastis, Realisasi Tragis
Lira Papua juga menyoroti pernyataan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa yang mengungkap bahwa dari total anggaran MBG sebesar Rp71 triliun, hanya Rp13 triliun yang terserap. Sisanya, Rp58 triliun, disebut “menghilang” dalam pusaran birokrasi. “Publik berhak tahu, ke mana uang sebesar itu pergi?” ujar Wanane.
Solusi: Serahkan ke Komite Sekolah
Sebagai solusi, Lira Papua mengusulkan agar pemerintah mengadopsi Permendikbud No. 75 Tahun 2016 tentang Komite Sekolah. Dengan melibatkan komite sekolah secara langsung, distribusi MBG dinilai akan lebih transparan, efisien, dan tepat sasaran. Komite sekolah memiliki kewenangan untuk:
– Memberikan pertimbangan kebijakan pendidikan
– Menggalang dana dan sumber daya dari masyarakat
– Mengawasi pelayanan pendidikan
– Menindaklanjuti keluhan dan aspirasi warga sekolah
Efek Ganda: Gizi Anak Terpenuhi, Ekonomi Lokal Bergerak
Lira Papua juga menekankan bahwa jika dapur MBG dikelola oleh komite sekolah, maka orang tua murid bisa turut bekerja dan memperoleh penghasilan. “Ini bukan hanya soal perut anak-anak, tapi juga soal ekonomi keluarga dan kualitas pendidikan secara menyeluruh,” tambah Wanane.
Menuju Indonesia Emas 2045
Dengan mekanisme yang lebih partisipatif dan transparan, Lira Papua yakin target pemerintah untuk mencetak SDM unggul menuju Indonesia Emas 2045 bukanlah mimpi belaka. “Kami mendukung penuh program MBG, tapi mari kita perbaiki jalurnya. Anak-anak Papua dan seluruh Indonesia layak mendapatkan yang terbaik,” tutup Wanane penuh harap.
Penulis : Gin
Editor : Tim Redaksi