Wamena – Yayasan Keadilan dan Keutuhan Manusia Papua (YKKMP) mengungkapkan hasil investigasi terkait insiden kontak tembak antara TNI dan TPNPB Kodap III Ndugama, yang dipimpin Egianus Kogoya, di Distrik Kurima, Yahukimo, pada 17 Mei 2025. Dalam konferensi pers di Wamena, Selasa (20/5/2025), YKKMP menyoroti dampak kekerasan terhadap masyarakat sipil serta menyerukan transparansi dalam penanganan korban dan pelaporan situasi konflik.
Direktur YKKMP Theo Hesegem menyatakan bahwa kontak senjata terjadi di sejumlah lokasi, termasuk Pos Satgas 641, Polsek Kurima, Koramil Kurima, dan Kodim 1715 Kurima. Pihak YKKMP bergerak ke lokasi untuk melakukan verifikasi langsung terkait insiden tersebut. Berdasarkan dialog dengan pihak TNI, tidak ada korban jiwa dari pihak militer, meskipun terjadi serangan dengan tembakan mengenai tembok dan parabola.
Selanjutnya, YKKMP juga bertemu dengan Kapolsek Kurima yang mengonfirmasi bahwa serangan juga terjadi di area Polsek Kurima, tetapi tidak ada korban jiwa. Tim kemudian melanjutkan investigasi ke Lapangan Terbang Utalo.
Pada 18 Mei 2025, YKKMP menerima informasi tentang kontak tembak antara TNI dan TPNPB di area Kali Jetni. Dalam insiden tersebut, seorang anggota TPNPB bernama Esau Giban (18) mengalami luka tembak di kepala. Korban dibawa ke rumah sakit oleh pihak TNI, dan YKKMP menangani proses hingga pemakaman, yang dipimpin oleh tokoh Gereja Kingmi dari Nduga, Pdt. Kones Kogeya.
YKKMP menyesalkan kurangnya komunikasi dengan TNI, terutama Kodim Yahukimo dan Kodim Jayawijaya, dalam penanganan korban. Pihak YKKMP menegaskan bahwa evakuasi korban seharusnya mengikuti standar prosedur operasional (SOP) yang jelas dan dilakukan dengan penghormatan terhadap prinsip kemanusiaan.
Selain itu, Direktur YKKMP menyoroti situasi keamanan di Papua yang semakin mencekam, dengan trauma berkepanjangan yang dialami masyarakat sipil. YKKMP mengkritik ketidakseimbangan pemberitaan serta menyerukan transparansi dalam penyampaian informasi oleh pihak yang terlibat.
Rekomendasi YKKMP Untuk meredakan konflik berkepanjangan di Papua, YKKMP mengeluarkan beberapa rekomendasi sebagai bentuk resolusi, yang ditujukan kepada berbagai pihak.
1. Pemerintah Republik Indonesia diminta segera membuka akses bagi wartawan asing untuk meliput situasi Papua secara menyeluruh.
2. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) didesak membentuk tim investigasi khusus untuk mengidentifikasi akar permasalahan konflik di Papua.
3. Pemerintah Indonesia diharapkan membuka diri terhadap kunjungan Dewan HAM PBB guna meninjau pelanggaran HAM di Papua.
4. Dialog damai antara United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) dan Pemerintah Republik Indonesia harus segera dibuka untuk mencari solusi politik yang mengakhiri konflik berkepanjangan.
Pernyataan Tokoh Gereja,
Tokoh Gereja Papua Pegunungan, Kones Kogoya, menegaskan bahwa manusia adalah ciptaan Tuhan yang harus dihormati. Ia meminta agar TNI, Polri, dan TPNPB tidak mengganggu masyarakat sipil dan menghindari segala bentuk kekerasan. Gereja mengecam tindakan pembunuhan, pemerkosaan, penculikan, serta kekerasan lainnya yang dinilai tidak manusiawi.
Penulis : Gin
Editor : A. Buendi