Wamena, 28 April 2025 – Sebagai upaya menjaga dan memperkuat budaya serta identitas masyarakat adat Papua Pegunungan, Sekolah Adat “Santo Yohanes Pembaptis II” Sumunikama resmi dibuka di Kampung Sumunikama, Distrik Itlay-Hisage, Kabupaten Jayawijaya . Pembukaan ini menjadi langkah besar dalam mendukung pendidikan berbasis adat bagi generasi muda.
Acara peresmian sekolah adat ini dihadiri oleh tokoh adat, pemerintah daerah, serta masyarakat yang berkomitmen menjaga warisan leluhur. Turut hadir dalam acara tersebut perwakilan Majelis Rakyat Papua (MRP) Papua Pegunungan , Pemerintah Kabupaten Jayawijaya , serta berbagai yayasan swasta yang mendukung inisiatif ini.
Menurut Bartolemeus Hisage dan Elianu Mulait , pengurus sekolah adat, pendirian lembaga pendidikan ini bertujuan untuk membantu masyarakat adat mengenal dan memperkuat identitas mereka. “Sekolah ini bukan sekadar tempat belajar tentang adat atau praktik budaya, tetapi juga menjadi jalan bagi individu untuk menemukan jati diri mereka, memperkokoh nilai-nilai kearifan lokal, dan membangun masa depan yang selaras dengan akar budaya mereka,” ujar Bartolemeus.
Sekolah Adat “Santo Yohanes Pembaptis II” ini merupakan kelanjutan dari Sekolah Adat “Santo Yohanes Pembaptis I” Yogonima yang telah lebih dulu berdiri. Keberadaannya diharapkan semakin memperkuat sistem pendidikan berbasis adat di wilayah Papua Pegunungan.
Sebanyak 200 orang hadir dalam peresmian ini untuk memberikan dukungan dan syukur atas berdirinya sekolah adat tersebut. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Jayawijaya, Engelbertus Surabut , menegaskan pentingnya sinergi antara pemerintah dan masyarakat dalam memastikan kelangsungan pendidikan adat ini.
Ke depan, koordinasi lebih lanjut akan dilakukan dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Jayawijaya dan Pemerintah Provinsi Papua Pegunungan untuk memastikan keberlanjutan dan pengembangan sekolah adat ini. Diharapkan, keberadaan sekolah adat dapat menjadi benteng pertahanan budaya lokal dan turut berperan dalam membangun identitas bangsa yang semakin terancam oleh modernisasi.
Inisiatif ini menjadi bukti bahwa pendidikan berbasis adat memiliki peran penting dalam menjaga keberlanjutan budaya serta membangun generasi muda yang bangga akan warisan leluhur mereka. Dengan dukungan masyarakat dan pemerintah, sekolah adat seperti ini dapat menjadi model bagi daerah lain yang ingin menjaga dan mengembangkan nilai-nilai kearifan lokal mereka.
Penulis : Gin
Editor : Buendi
Sumber Berita: Rilis