WAMENA, 31 Juni 2025 — Wakil Gubernur Papua Pegunungan, Ones Pahabol, menyerahkan bantuan sebesar Rp1 miliar untuk mendukung kegiatan Rekonsiliasi Daerah Kabupaten Jayawijaya yang dimulai pada 30 Juni 2025. Bantuan tersebut disalurkan kepada panitia penyelenggara sebagai bentuk komitmen pemerintah dalam mewujudkan perdamaian dan persatuan lintas komunitas di Papua Pegunungan.
Kegiatan rekonsiliasi yang dijadwalkan berlangsung selama tiga hari ini juga menjadi bagian dari refleksi 100 hari kepemimpinan Bupati Jayawijaya Atenius Murib dan Wakil Bupati dalam periode kerja mereka. Momen ini sekaligus menjadi bentuk pertanggungjawaban moral dan spiritual atas langkah awal pemerintahan mereka dalam membangun keharmonisan sosial dan kerukunan antar umat.
Rangkaian acara terdiri dari:
- 30 Juni: Ibadah bersama melibatkan 17 denominasi gereja di Jayawijaya bersama jajaran pemerintah kabupaten dan provinsi.
- 31 Juni: Doa puasa dan refleksi keluarga yang dilakukan secara serentak oleh masyarakat Jayawijaya di rumah masing-masing.
- 1 Agustus: Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) akbar di halaman Kantor Bupati Jayawijaya, menandai puncak kegiatan rekonsiliasi.
Dalam sambutannya, Wakil Gubernur Ones Pahabol menekankan pentingnya nilai spiritual dalam proses rekonsiliasi.
“Rekonsiliasi bukan hanya soal perdamaian. Ini tentang membangun kembali kepercayaan antarkelompok, menghargai keberagaman, dan merajut persatuan demi masa depan Papua Pegunungan yang lebih damai dan bermartabat,” ujarnya.
Pahabol juga menyampaikan bahwa Gubernur Papua Pegunungan memberikan dukungan penuh walaupun tidak dapat hadir langsung. Ia menambahkan bahwa dua hari khusus telah disiapkan oleh pemerintah provinsi untuk meresapi nilai-nilai keilahian dalam pelaksanaan rekonsiliasi.
“Lebih baik satu hari di rumah Tuhan daripada seribu hari di luar rumah Tuhan,” ucapnya, disambut hangat oleh jemaat.
Sementara itu, Bupati Jayawijaya Atenius Murib menjelaskan bahwa kegiatan ini memiliki makna mendalam sebagai titik awal pemulihan hubungan sosial di Jayawijaya.
“Rekonsiliasi dalam konteks pengakuan kesalahan adalah proses penting untuk memulihkan hubungan yang rusak dan membangun masa depan yang lebih baik,” ujarnya.
Murib menegaskan bahwa rekonsiliasi harus dilakukan secara menyeluruh—dari diri sendiri, antar sesama, dan yang paling utama, dengan Tuhan.
“Kami mengajak seluruh masyarakat mendukung langkah kepemimpinan lima tahun ke depan yang berlandaskan nilai kejujuran, pengampunan, dan kasih,” tambahnya.
Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan dampak nyata dalam membangun kembali kepercayaan dan solidaritas lintas etnis, agama, dan kelompok di Jayawijaya serta mewujudkan masyarakat yang saling menghargai dalam bingkai damai.
Penulis : Kaleb Lau
Editor : Tim Redaksi
Sumber Berita: Pemprov Papua Pegunungan