JAYAPURA-Festival Helay Mbay Hote Mbay, yang digelar di Kabupaten Jayapura, Propinsi Papua, telah berhasil diselenggarakan selama empat tahun berturut-turut. Kegiatan ini merupakan pesta makan papeda yang diadakan di Kampung Abar selama tiga hari dari tanggal 28-30 September.
Ketua Kelompok Pengrajin Gerabah Tradisional Titian Hidup, Naftali Felle, mengatakan bahwa festival ini pertama kali digagas pada tahun 2017 dengan dana sebesar Rp 5 juta dari pemerintah kampung dan berhasil sukses. Pada tahun 2019, masyarakat sepenuhnya menggarap kegiatan ini dan berhasil diselenggarakan dengan lancar.
Masyarakat adat kampung Abar berharap agar pemerintah kabupaten Jayapura dapat memasukkan kegiatan Festival Helay Mbay Hote Mbay sebagai agenda tahunan. Selain Festival Danau Sentani, festival ini juga harus dianggarkan oleh pemerintah kabupaten Jayapura.
Kapolres Jayapura, AKBP Fredrickus W. A. Maclarimboen, menyampaikan bahwa Festival Budaya makan papeda ini mengingatkan kembali jati diri. Namun, ia juga mengingatkan agar masyarakat tidak hanya fokus pada papeda, tetapi juga harus memperhatikan tanaman sagu.
Maclarimboen menekankan agar masyarakat menjaga hutan sagu, karena sagu adalah sumber pangan lokal. Selain itu, masyarakat juga harus mempertahankan pangan lokal agar dapat terus bertahan dalam kondisi krisis pangan yang terjadi saat ini.
Menurutnta Dalam rangka menjaga keberlangsungan festival dan kelestarian lingkungan sekitar, terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan, di antaranya Masyarakat harus memperhatikan dan menjaga keberadaan tanaman sagu di hutan, Jangan melakukan pengalihan fungsi hutan sagu untuk kepentingan lain
Dalam penyelenggaraan festival, masyarakat harus memperhatikan aspek kebersihan dan keamanan lingkungan sekitar dan Mengadakan kegiatan yang mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga kelestarian lingkungan dan tanaman sagu sebagai sumber pangan lokal.(ikbal/gin)
