“Kupu-kupu Endemik di Pegunungan Arfak yang Terancam Punah”

Posted by : pembarua December 7, 2023 Tags : Arfak , Kupukupu , Papua

Oleh Beatrix Irene Sanderina Wanma, (Mahasiswa Program Doktor Biologi, Fakultas Biologi, Universitas Gadjah Mada)

PAPUA merupakan salah satu pulau besar di Indonesia yang memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi dengan tingkat endemisitas tinggi dalam sebaran hewan khususnya kupu-kupu. Kupu-kupu yang hidup di pulau Papua memiliki pola dan warna sayap yang khas dan berbeda dengan kupu-kupu yang hidup di bagian Barat dan Timur wilayah Indonesia. Pola dan warna sayap kupu-kupu menyesuaikan dengan habitatnya.

 

Misalnya ,beberapa kupu-kupu yang hidup di habitat lahan basah seperti serasah mampu melakukan mimikri untuk dapat mempertahankan diri dari pemangsa sehingga pola dan warna sayapnya juga akan menyesuaikan. kupu-kupu endemik Papua ini perlu dijaga kelestariannya agar tetap ada. Salah satu langkah yang dilakukan pemerintah dalam menjaga keanekaragaman hayati tetap ada yaitu dengan membentuk kawasan lindung atau cagar alam maupun taman nasional. Di Papua ada beberapa kawasan yang dilindungi salah satunya adalah cagar alam Pegunungan Arfak.

 

Pegunungan Arfak merupakan pegunungan yang termasuk kawasan lindung atau Cagar Alam Pegunungan Arfak berdasarkan SK Menteri Pertanian No: 820/Kpts/Um/II/1982 tanggal 10 November 1982, dengan luas 68.325 ha yang berada di Provinsi Papua Barat. Tujuan dari pembentukan cagar alam adalah upaya untuk melindugi ekosistem yang berada dalam kawasan agar tetap lestari termasuk di dalamnya adalah kupu-kupu.

 

Namun, meskipun Pegunungan Arfak telah ditetapkan sebagai Kawasan lindung, wilayah di Pegunungan Arfak masih digunakan sebagai tempat tinggal warga sekitar. Selain itu, proses pembangunan di Papua Barat juga telah berdampak pada kawasan cagar alam di Pegunungan Arfak. Salah satunya adalah pembangunan jalan yang ternyata melintasi areal kawasan cagar alam.

 

Hal tersebut secara tidak langsung juga telah mempengaruhi habitat dari kupu-kupu endemik yang hidup di Pegununan Arfak. Kondisi tersebut, mengharuskan Langkah kooperatif dan komprehensif dari berbagai stakeholder terkait untuk dapat meminimalisasi kepunahan dari kupu-kupu endemik yang ada di Pegunungan Arfak.

 

Kupu-kupu merupakan bagian dari kelompok serangga dalam taksonomi hewan. Peran kupu-kupu sangat penting dalam ekosistem yaitu memberikan stabilitas pada rantai makanan, seperti herbivora dan membantu penyerbukan. Selain itu, beberapa spesies kupu-kupu juga berfungsi sebagai indikator dalam perubahan ekologi, dimana kehidupannya bergantung kepada ketersedian tumbuhan sebagai pangan dan toleransi terhadap habitat hidupnya dan ketersediaan cahaya matahari yang cukup.

 

Kelangsungan hidup yang dimaksud adalah ketersedian tumbuhan sebagai pangan kupu-kupu dalam fase kepompong dan ulat, serta kupu-kupu dewasa. Beberapa jenis ulat kupu-kupu hanya dapat memakan jenis daun dari tumbuhan tertentu. Berdasarkan buku Panduan Lapangan yang diterbitkan oleh WWF Indonesia dan disusun oleh Tim dari Kelompok Entomologi Papua pada Tahun 2010 melaporkan beberapa jenis kupu-kupu endemik Pegunungan Arfak diantaranya adalah Ornithoptera rothschildi (Kendrick,1911); Ornithoptera tithonus (De Haan, 1841); Delias microsticha (Rothschild,1904); Delias imitator (Kendrick,1911); Delias heroni (Joycey & Noakes,1915); Delias nigropunctata (Joycey & Noakes,1915); Delias jordani (Kendrick,1909); Delias angiensis (Talbot,1928); Delias kenricki (Talbot,1928); Delias castaneus (Kendrick,1911); Delias pratti (Kendrick,1909); Delias Bakeri (Kendrick,1909); Delias dixeyi (Kendrick,1909); Delias bothwelli (Kendrick,1909); Delias elongatus (Kendrick,1909); Delias niepelti (Kendrick,1909); dan Mynes websteri (Grose-Smith, 1894). Hal tersebut menunjukkan keanekaragaman kupu-kupu endemik di Pegunungan Arfak cukup bervariasi dengan jumlah yang cukup banyak.

 

Akan tetapi, pendataan terbaru pada Tahun 2019 yang telah dilakukan oleh Tim peneliti yang berasal dari beberapa Univeristas di Papua bersama WWF Indonesia menunjukkan hanya ditemukan 2 jenis dari 17 jenis endemik yang pernah dilaporkan sebelumnya yaitu Delias microsticha (Rothschild,1904) dan Delias kenricki (Talbot,1928).

 

Hal ini dikarenakan berkurangnya sumber makanan kupu-kupu baik kupu-kupu dewasa maupun ulat kupu-kupu dari jenis tumbuhan tertentu diakibat oleh adanya penebangan atau pengambilan kayu di hutan ataupun pembagunan jalan yang mengakibatkan kerusakan hutan sedang sampai besar dalam kawasan cagar alam. Untuk mempertahankan kupu-kupu endemik Papua tetap lestari maka perlu adanya kerjasama antara pemerintah dan masyarakat dalam menjaga hutan dan keanekaragaman hayati didalamnya, dengan tidak melakukan penebangan hutan dalam skala besar, dan terus melakukan sosialisasi terkait jenis-jenis hewan dan tumbuhan endemik yang dilindungi dan terancam punah, salah satunya kupu-kupu.(*)

 

 

RELATED POSTS
FOLLOW US