WAMENA-Masyarakat Wouma dan Walesi yang menolak atas tanah Wouma dan Walesi datangi kantor DPRD Jayawijaya meminta fasilitasi untuk melakukan pertemhan dengan Pemerintah Provinsi Papua Pegunungan. Hal ini perlu dilakukan guna meminimalisir adanya hal-hal yang tidak diinginkan kemudian hari.
Markus Lani mengatakan dari tanah miliknya masyarakatnya dapat hidup dengan baik dan tidak akan meninggalkan daerah itu sampai kapanpun
“Saya minta tolong, disitu kami tempat hidup masyarakat, kami tidak bisa kemana mana tidak punya tanah, saya kemana pun akan ditolak karena bukan saya punya Tanah, saya dengan tim kami akan menonak sampai nyawa jadi taruhan demi anak cucu kami kedepan,”Tegasnya, Senin (26/6)
Menurutnya tanahnya diwariskan leluhurnya untuk menjaga, merawat, dan beranak didaerahnya sendiri
” Tidak ada serahkan tanah, tidak ada jual, kami diwariskan nenek moyang untuk tinggal ditanah itu milik semua orang, semua suku,” katanya.
Kepala Suku Wouma Ruben Wetipo juga mengaskan orang tua dulu sudah serahkan tanah Pemerintah di Kota Wamena maka itu jangan gangu lagi daerah Wouma dan Walesi karena tempat itulah masyarakatnya hidup.
” Ini kita bicara karena perut kami, bicara karena mama kami, anak cucu kedepan, kami menolak,”Jelasnya.
Sementara itu Ketua DPRD Jayawijaya Matias Tabuni mengatakan setelah pihaknya terima aspirasi mereka meneruskan ke Pemerintah Provinsi Papua Pegunungan agar mebuka ruang untuk mencari solusi bersama.
” Kami tidak ada kewenagan untuk panggil Gubernur dan Penprov tapi kami akan upayakan sesuai permintaan masyarakat Wouma dan Walesi, agar mencari solusi dan tidak terjadi konflik lagi,”Katanya.
Kami akan kordinasi Bupati Jayawijaya akan bekerja sama bertemu Pemerintah Provinsi.(akia/gin)
