Sekolah Lapang Sawe Suma Untuk Perempuan dan Anak-Anak Agar Tak Lupakan Jati Diri

Posted by : pembarua November 29, 2023 Tags : Sawe Suma , Sekolah Lapang , Sentani

SENTANI – World Wide Fund For Nature (WWF) Indonesia Program Papua bekerjasama dengan Ikatan Perempuan Adat Inger Wewal Sawe Suma terus berupaya menumbuhkan rasa cinta dan kepedulian alam sekitar melalui Sekolah Lapang. Sekolah Lapang sendiri didirikan pada 2021 dengan tujuan agar perempuan dan anak-anak bisa beraktifitas mandiri. Tujuan utamanya adalah bagaimana supaya tetap memelihara budaya, bahasa dan jati diri masyarakat adat

Project Leader MACP WWF Program Papua, Leo Jahnsen Yembise mengatakan WWF Indonesia program Papua mulai mendukung sekolah lapang kurang lebih 3 tahun yang lalu sejak diresmikan dan WWF Program Papua berterima kasuh karena melalui sekolah lapang yang ada di Sawe Suma saat ini itu kemudian mulai membangun dan menampilkan wujud nyata dari pengembangan hub atau jaring-jaring dari Holey Narey Learning center yang ada di Sentani.

“Selain di Kampung Sawesuma, kami juga sebenarnya berharap di semua lokasi kerja WWF Indonesia Program Papua di 40 kampung itu kemudian mulai membangun sama seperti pusat belajar learning center yang ada di Sentani jadi harapan ke depan seluruh kampung yang bisa kita dampingi kemudian bisa terbangun hub-hub yang kurang lebih sama tetapi masing-masing punya ikon tersendiri,” Katanya ketika ditemui di Kampung Sawesuma, Rabu (29/11)

Dikatakan, Pihaknya mengadakan dua program di kampung Sawesuma yang pertama pengembangan ekowisata dan kedua pendirian sekolah lapang yang dibangun secara bersama-sama dengan pemerintah kampung dan diresmikan oleh Pemerintah Daerah

“Pasca diresmikan itu sudah mulai aktif berkegiatan dan dilakukan pada saat pulang jam sekolah, kemudian di 2021 WWF Papua mendukung Perempuan adat Inger wewal Sawesuma untuk fokus mendampingi anak-anak sekolah lapang kemudian dalam dua tahun terakhir ini mereka sangat berkontribusi besar,” Jelasnya.

Sementara, Ketua Ikatan Perempuan Inger Wewal Sawesuma, Novila Aru mengatakan sekolah lapang ini didirikan bertujuan agar Perempuan-perempuan dan anak bisa beraktifitas di sekolah ini
“Tujuan utamanya supaya kita tetap memelihara pengetahuan-pengetahuan dari orangtua dan dipelajari oleh Perempuan dan diteruskan kepada anak-anak agar mereka tidak lupa jati diri,” katanya

Lanjutnya, Kegiatan proses belajar mengajar itu dilakukan pertemuan setiap 1 bulan 4 kali pertemuan, disisi lain juga anak-anak setiap hari datang untuk membaca buku, bermain dan menyanyi.
“Mereka juga belajar bahasa Ibu, belajar satwa endemik, obat-obatan tradisional. Selain itu juga WWF Papua selalu konsisten meningkatkan kapasitas guru pendamping,” Pungkasnya.(gin)

RELATED POSTS
FOLLOW US