MULIA- Dalam rangka memeriahkan HUT RI Ke-78 Pemerintah Daerah Kabupaten Puncak Jaya kembali menggelar perlombaan Panahan, Tarik Tambang, dan Lari Karung.
Ketua Panitia HUT RI Ke-78 Yubelina Enumbi, SE, MM didampingi Asisten Bid. Ekonomi dan Pembangunan Esau Karoba, S.PAK, M.Si, Asisten Bid. Pemerintahan dan Kesra Yahya Wonorenggo, S.IP, M.Sos, Staf Ahli Bid. Ekubang Daud Wendamily, SH, M.KP, Wakapolres Kompol Syarifuddin Ahmad, Kapten Inf. Daniel Sine, Kepala P&K dan Kepala Bappeda, membuka 3 perlombaan.
Adapun dalam perlombaan panahan diketahui diikuti oleh 140 lebih perserta. Ketua Panitia HUT RI Ke-78 Yubelina Enumbi mengatakan lomba panah tradisional menjadi ajang pelestarian warisan budaya daerah di Tanah Papua khususnya Kabupaten Puncak Jaya.
Dalam sambutannya Ketua Panitia HUT RI dalam hal ini PJ Sekda Yubelina mengatakan “Lomba panah tradisional, budaya kearifan lokal harus ditonjolkan. Jadi kita mau menunjukkan nilai budaya setempat karena Puncak Jaya ini memiliki banyak keunikan,” kata Yubelina.
Kekhasan lomba panah tradisional di Papua Tengah khususnya Puncak Jaya, tergantung pada kebiasaan berburu dan jenis bahan alam digunakan sebagai anak panah. Setiap peserta berkesempatan memanah 3 kali dengan nilai tertinggi dihitung berdasarkan akumulasi anak panah yang tertancap di dalam lingkaran papan target.
“Lomba hari ini sangat berbeda dari pada yang lain, karena kita menggunakan senjata tradisional Papua yaitu busur/panah sebagai senjata pelindung diri yang harus dilestarikan karena identik dengan budaya kita, tapi jangan sampai disalah gunakan”Ujarnya.
Menutup sambutannya, PJ Sekda Yubelina berharap dengan adanya kegiatan perlombaan HUT RI bersama-sama perlu mengangkat dan memperkenalkan senjata tradisional sehingga orang melihat bahwa dengan panahan mengangkat budaya tradisional Kabupaten Puncak Jaya, agar dapat menuju tingkat nasional.(gin)