WAMENA- Masarakat Adat Wouma, Walesi dan Asolokobal kembali memalang jalan jembatan Wouma, Selasa,(11/7/23). Pemalangan dilakukan setelah adanya informasi pengukuran tanah pembangunan kantor Gubernur Provinsi Papua Pegunungan dari Kementrian Pertanahan dan Pertanahan Kabupaten Jayawijaya.
Koordinator aksi Imanuel Ikinia menyatakan aksi pemalangan jembatan Wouma ini dilakukan karena pihaknya mendengar ada pengukuran tanah pembangunan kantor Gubernur Papua Pegunungan dari Kementrian P:ertanahan dan Kantor Pentanahan Jayawijaya, sehingga dilakukan pemalangan lantaran masalah belum di selesaikan.
“Untuk masalah lokasi pembangunan Kantor Gubernur ini masih jadi Pro dan Kontra, kita minta Pemprov Papua Pegunungan untuk memfasilitasi kami dengan warga yang menyerahkan tanah itu khususnya di kelompok Wouma yaitu Usman Wuka dan Paulus Matuan bersama kelompoknya,”Ungkapnya.
Ia juga mengaku tidak ada hal lain yang sengketakan, hanya saja kebun – kebun milik masyarakat yang selama ini menopang kehidupan warga di wilayah itu mau dipindahkan kemana, sehingga pemerintah juga jangan sepihak saja tapi harus melihat untung dan rugi.
“Kami sebenarnya tidak menolak pembangunan hanya saja penempatan tempat untuk pembangunan ini diatas lahan produksi atau perkebunan milik warga yang menopang perekonomian masyarakat,”tegasnya.
Ia juga mengatakan jika aksi pemalangan ini ada hasilnya dimana untuk besok warga dari Wouma akan melakukan pertemuan langsung dengan Pj Gubernur Papua pegunungan untuk menindak lanjuti masalah ini guna di cari jalan keluar yang tepat.
“Kami berharap ada solusi yang baik dari Pj Gubernur Papua pegunungan untuk menyelesaikan masalah ini, sebab selama ini dari aksi demo, pertemuan dengan DPRD Jayawijaya belum menemukan solusi yang tepat menyelesaikan masalah ini,”tutupnya.( aki/gin)
