GURAGE-(Sabtu,21/09)-Pemerintah Daerah Kabupaten Puncak Jaya melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Puncak Jaya melakukan peletakan batu pertama untuk pembangunan jembatan. Infrastruktur tersebut merupakan akses utama penghubung Antara Distrik Ilu – mulia yang sempat terputus akibat longsor.
Ditemui media, Kepala BPBD Matius Kiwo mengatakan, “Kita telah menyaksikan tradisi panah babi dekat kali (sungai) dan meninggal di jalan yang artinya jalan dan jembatan akan diperbaiki lebih baik dimana alam juga mendukung kita.” ucapnya.
“Saat ini kita melaksanakan bakar batu di 2 (dua) tempat, yakni masyarakat Kampung Lumbuk dan masyarakat Nalukme serta Yogorini. Inilah kebersamaan budaya yang unik orang asli Papua Pegunungan.” tambah Kiwo.
Dirinya menambahkan, masyarakat menggali pasir dan batu dengan harganya mahal, dan itu harus dibayar. Kami mohon bantu terutama pada pemerintah daerah dan pemerintah pusat untuk sama-sama melayani daerah terpencil di Indonesia terutama Papua Tengah.
“Target kami jembatan ini selesai bulan Desember.” jelas Kepala BPBD.
Liston silalahi selaku Kabid Bina Marga Dinas PUPR Kabupaten Puncak Jaya mengucapkan banyak terima kasih bagi Pemerintah dan juga masyarakat yang terus mendukung pelayanan masyarakat.
“Terima kasih yang setinggi-tingginya kepada Pemerintah Kabupaten Puncak Jaya, Pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian PUPR yang lebih spesifik lagi bina marga yang ada di Wamena. Dimana telah membantu kami untuk penanganan banjir bandang yang terjadi pada tanggal 2 februari 2024. Dan hari ini secara resmi kami akan tanam pondasi untuk pembuatan jembatan sementara yang dipindahkan sementara dari elelim dan dari ilu kampung muara. Serta kami telah melakukan ritual adat yang berlaku disini,” ujarnya.
“Tujuannya adalah untuk mengadakan acara selamatan atas terjadinya musibah banjir badang yang terjadi pada tanggal 2 Februari 2024 sehingga menganggu transportasi jalan dari Ilu menuju ke Mulia lebih tepatnya hilangnya jembatan Gurage pada saat banjir tersebut, ” bebernya.
Ia pun menceritakan bahwa selama kurang lebih 7 bulan menggunakan jalur kali (sungai) serta jembatan darurat yang terbuat dari kayu, tetapi itupun tidak maksimal karena sangat menghawatirkan dengan beban yang membawa angkutan ke kota Mulia.”Kami ucapkan banyak terima kasih kepada PJ. Bupati dan Pj. Sekda yang sudah membantu masyarakat setempat dari Distrik Gurage dan Distrik Tingginambut,” imbuhnya.
Pada saat ini ada dua tempat bakar batu atau acara selamatan itu untuk berdoa bersama-sama dengan orang tua yang ada disini, para gembala dan juga masyarakat supaya Tuhan Allah pemilik hidup akan mendengar dan akan merestui selamatan ini dan tidak ada lagi banjir atau korban dikemudian hari. Dan akan dilaksanakan panah babi dilokasi penanaman alutmen atau pondasi sekaligus berdoa.
Ditempat yang sama, Epetus Tabuni mewakili masyarakat setempat mengucapkan terimakasih banyak kepada Pemerintah Daerah Puncak Jaya dan Pemerintah Pusat serta Provinsi Papua Tengah yang telah membantu kami untuk menyelesaikan masalah jembatan ini. (Naya)