ARSO-Bupati Keerom Piter Gusbager S.Hut. MUP turun langsung memimpin menanam peremajaan sawit di Kambung Kwimi Distrik Arso. Ia juga meminta agar lahan kurang lebih seluas 500 Hektar yang kelapa sawitnya tidak lagi produktif agar segera dilakukan peremajaan.
Pemda Keerom sendiri untuk tahun ini menganggarkan Rp 5 Milyar untuk peremajaan tersebut dan berkomitmen ditahun 2024 kembali mengaggarkan dengan nilai yang lebih tinggi asalkan progresnya baik dan didukung oleh masyarakat.
“Penanaman sore ini kita mulai dari kampung Kwimi seluas dua hektar kita tanam lebih dari 70 bibit kelapa sawit unggul, ini bibit yang tiga sampai empat tahun sudah bisa dipanen. Program peremajaan sawit adalah program nasional yang dicanangkan oleh pemerintah dan untuk Keerom masuk kedalam Program Peremajaan Sawit Rakyat di Provinsi Papua,”Ungkap Bupati Gusbager.
Program Peremajaan Sawit Rakyat juga sesuai masa kepemimpinannya ters didorong sejak tahun 2020 dan telah line clearing seluas lebih dari 500 hektar dan BPPKS telah menggelontorkan mitranya yakni Koprasi Sinkawa dan sampai saat ini tidak bergerak. Oleh sebab itu Pemda Keerom mengambil alih penanaman peremajaan sawit tersebut.
“Dari awal masyarakat adat menolak peremajaan sawit namun dengan komunikasi yang baik dan kami berkomitmen untuk melanjutkan peremajaan sawit. Sawit yang sudah 25 hingga 30 Tahun tersebut bisa ditebang dan dapat ditanam kembali,”Tegasnya.
Program peremajaan sawit ditahun 2023 hingga 2024 seluas 500 hektar yang sudah line clearing eks plasma di Arso Kota, Kwimi, Pir I, Pir II dan Pir III agar segera ditanam dengan dukungan Pemda Keerom yang menganggarkan Rp 5 Milyar untuk pengadaan bibit, pembersihan dan penanaman.
Bupati Gusbeger berkomitmen meningkatkan anggarannya pada Tahun 2024 asalkan progresnya meningkat dan petani mendukung peremajaan tersebut maka jelas Pemda Keerom akan meningkatkan anggarannya.
Selain menam sawit dengan jarak tanam yang luas maka Pemda Keerom juga akan mendukung penanaman tanaman bibit jagung dan lainnya untuk penanaman sela atau tanaman semusim yang cocok untuk lahan sawit tesebut. Sehingga nantinya masyarakat memimiliki ragam produksi tanaman lainnya untuk kebutuhan masyarakat.
“Kami juga akan membuat gugus tugas peremajaan sawit di Kabupaten Keerom yang melibatkan berbagai pihak dalam tim peremajaan sawit yang nantinya SK bupati yang nantinya sebagai perekat dan mitra ini bekerja bersama petani guna mempercepat peremajaan sawit,”Katanya.
Lahan Eks Plasma PTPN sendiri seluas 12 ribu hektar dan ditambah PT Tandan Sawita kurang lebih 10 ribu hektar sehingga potensi sawit Kabupaten Keerom sudah termasuk peta potensi sawit nasional.
“Kita tidak mengabaikan sawit dan kita akan bantu mengubah nasib mereka guna menatap masa depannya. Jika kita bantu petani sawit ini maka roda perekonomian yang lose selama ini yang tidak ada lagi sawit diperkirakan Rp 45 Milyar perbulan, Rp 5-7 juta perbulan/KK belum lagi karyawannya di PHK dan dari tahun 2012-2015 mati total dan terbengkalai sampai saat ini. Sehingga lahan nonproduktif ini kita tanam Kembali,”Pungkasnya.(gin)