WAMENA- Pemuda Lapago terlihat tidak kritis menanggapi isu di papua saat ini, Sehingga Peace Literacy Institute Indonesi (PLI) Papua selengarakan diskusi dengan topik “Aktifkan Dialektika Untuk Berfikir Kritis” bersama pemuda Lapago, Sabtu (22/7/23), di Cafe Coboy Wamena. disarankan pemuda Lapago memperbanyak baca dan diskusi.
Hal itu dikatakan Maiton Gurik Ketua (PLI) Papua Usai diskusi bersama sejumlah pemuda lapago dan beberapa guru Ibu Fasidah alumni Finlandia, Ermanus Wenda.
Maiton mengatakan, Pemuda lapago perbanyak membaca dan menulis, hal itu akan membuat berfikir kritis terhadap situasi di papua saat ini.
“Pemuda Lapago yang berada di kabupaten Jayawijaya harus membaca dan mengadakan banyak diskusi. Karena Alat untuk berpikir kritis itu banyak baca, tulis, diskusi dan cari teman,”kata MG sapaan akrabnya.
Fasidah jug mengatakan, Ras berbeda, namun dirinya terpangil untuk mengabdi melaui mengajar, terus kolaborasi dan tingkatkan diskusi, membagi pengalaman.
“Saya beda kulit dan rambut, tapi saya dipanggil untuk mengajar, sehingga dengan diskusi seperti ini saya bisa membagikan pengalaman dan kita lebih membuka kelas seperti cara baca buku dan belajar bahasa Inggris,”kata Fasidah.
Ermanus Wenda itu menambahkan, ada berbagai tempat untuk salurkan ide dan gagasan untuk kaum muda, metode lagka digunakan agar cepat memahami.
“Sekolah itu salah satu tempat, bukan satu-satunya tempat belajar. Sehingga dengan diskusi seperti ini metode yang menarik untuk kita pahami pengetahuan secepatnya, karena saling mengisi dan mendorong,”Katanya.(aki/gin)
