SENTANI- Kepala Bidang Pemuda Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kabupaten Jayapura, Mika Lolo Kassa, S.Kom membuka kegiatan Masa Penerimaan Anggota (MAPENTA) dan Kursus Kepemimpinan Dasar (KKD) Pemuda Katolik Komisariat Cabang (Komcab) Kabupaten Jayapura yang berlangsung di Pusat Spritual Santo Yohanes Paulus II Kampung Dosai, Distrik Sentani Barat, Kabupaten Jayapura, Papua, Sabtu (5/10/2024).
Dalam sambutannya, Mika Lolo Kassa selaku Kabid Pemuda Dispora Kabupaten Jayapura memberikan apresiasi atas pelaksanaan MAPENTA dan KKM yang telah dilakukan oleh Pengurus Pemuda Katolik Komcab Kabupaten Jayapura.
“Kami bangga dan memberikan apresiasi terhadap Pengurus Pemuda Katolik Komcab Kabupaten Jayapura yang melaksanakan kegiatan ini sejak Jumat, 4 hingga Minggu, 6 Oktober 2024,” ungkapnya.
Mika berpesan agar para peserta dapat mengikuti kegiatan MAPENTA dan KKD dengan penuh suka cita dan antusias serta semangat yang tinggi.
“Manfaatkan kesempatan ini dengan baik. Jangan ragu untuk bertanya dan berdiskusi dalam setiap sesi,” ucapnya.
Mika berharap, kegiatan ini memberikan dampak positif bagi para peserta MAPENTA dan KKD kedepannya di Kabupaten Jayapura.
Senada dengan itu, Ketua Pemuda Katolik Komcab Kabupaten Jayapura, Roberthus Yewen, S.Sos., M.Si mengatakan, kegiatan MAPENTA dan KKD adalah bagian dari pembinaan kaderisasi bagi para Pemuda Katolik di Kabupaten Jayapura.
“Kegiatan MAPENTA dan KKD ini adalah bagian dari proses kaderisasi bagi para generasi muda, khususnya Pemuda Katolik di Kabupaten Jayapura,” katanya.
Yewen berharap, kaderisasi yang dilakukan ini merupakan semangat membangun Pemuda Katolik di Bumi Khenambay Umbay Kabupaten Jayapura.
Sementara itu, Ketua Panitia MAPENTA dan KKD, Kristo Uropmabin menjelaskan bahwa kegiatan ini dilaksanakan selama tiga hari.
“Peserta ada 20 orang yang mengikuti pelatihan ini,” ucapnya.
Kristo menyatakan, selama tiga hari kegiatan, para peserta menerima materi dari berbagai narasumber yang telah diundang oleh panitia dan panitia.
“Narasumber yang kami undang ini memiliki latar belakang yang berbeda-beda, baik akademisi, aktivis dan juga pengiat literasi digital di Papua,” ujarnya. (**).
