WAMENA-Plt. Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran Kemendikbud-Ristek RI Drs. Zulfikri Anas bersama Kedutaan Australia untuk melakukan kunjugan ke 2 sekolah SD Nurul Hidayah dan SD Mitra Misi Baptis Wamena guna melihat sejauh mana Kurikulum merdeka dan proses belajar yang berpusat kepada anak, yang memberikan layanan kepada anak itu bisa berjalan dengan sebaik-baiknya.
“Ini salah satu implementasi nyata dari kurikulum merdeka, bahwa kurikulum merdeka itu dirancang sedemikian rupa, sederhana mungkin, sehingga bisa diteranpkan dalam situsi seminim apapuan,”Katanya pada Selasa (26/7)
Ia merasa bangga guru-Guru sudah memahami bagimana mendidik yang sebenarnya, dan apa yang harus dilakukan ketika anak-anak itu merepotkan gurunya, tetapi gurunya dengan sabar hati menghadapi anak-anak itu
“Keberhasilan dari kurikulum merdeka itu, tidak dilihat dari dokumen-dokumen atau administrasi tapi dilihat dari perubahan-perubahan yang terjadi pada anak dan dilihat dari semangat belajar anak dan sepanjang anak itu belajar penuh dengan bahagia,”Kataya.
Dalam kesempatan tersebut pihaknya juga memberikan penguatan karakter melalui berbagai kegiatan pembelajaran yang betul-betul mengarahkan anak supaya berkarakter lebih baik
“Cintailah anak-anak, jangan takut kalau mereka merepotkan, karena semakin merepotkan guru maka gurunya semakin mendapatkan berkat dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Saya yakin anak-anak ini bertumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi-potensi yang ada pada mereka,”Katanya.
Sementara itu Spesialis Pendidikan Unicef Papua Pria Santri Beringin mengatakan pihaknya sebagai mitra Pemerintah telah mendapat kunjungan dari perwakilan Kemendikbud, kedutaan besar Australia yang bekerja sama dengan Unicef Papua untuk melakukan satu program yang namanya literasi.
“Jadi kita mendampingi ada beberapa Pemda yaitu 17 Pemda di tanah Papua seluruh Provinsi, khusus untuk di Papua Pegunungan hanya 3 kabupaten yaitu Yahukimo, Jayawijaya, dan Mamberamo Tengah,”Katanya.
Selama ini pihaknya membantu bagimana guru-guru bisa mengajar dengan lebih baik dan lebih dekat dengan keseharian anak-anak di Papua, terutama juga anak-anak di Papua Pegunungan.
“Kita bekerja sama dengan kedutaan besar itu, teman-teman dari kedutaan ingin melihat hasilnya seperti apa, lalu kemudian kedepannya akan ada rencana seperti apa bagimana sinergi dengan Pemda itu yang kita lakukan.
Unicef Papua mendampingi sebanyak 20 SD tetapi hari ini berkunjung hanya dua Sekolah Dasar yaitu SD Mitra Misi Baptis dan SD Nurul Hidayah.
Unicef Papua selalu mengatakan bahwa sekolah yang didampingi hanya model atau contoh artinya pemerintah yang harus diteruskan dalam hal ini Pemerintah Kabupaten Jayawijaya.
“Untuk itu, kita sering melibatkan juga Bapeda, Dinas Pendidikan, ini programnya, ini pelatihan yang sudah kita lakukan, ini orang-orangnya, tetapi sampai hari ini hanya 2 sekolah yang bisa kerja sama dengan kami,”Katanya.(gin)
